Sabtu, 25 November 2017

Kerak Telor Warisan Kuliner yang Ikonik

sumber gambar : bankjim
Kerak Telor merupakan salah satu dari warisan kuliner Nusantara yang ada di Jakarta. Kerak Telor sudah ada sejak kedatangan Belanda ke Indonesia yang saat itu masih bernama Batavia. Pada saat itu Batavia banyak ditumbuhi oleh pohon kelapa, oleh sebab itu masyarakat setempat, mencoba-coba untuk mengolah buah kelapa itu sendiri sehingga jadilah Kerak Telor. Kemudian Kerak Telor mulai dijual di daerah sekitaran Jakarta seperti Menteng, Monas, Kota Tua, TMII dan sekitarnya.
Mengapa dikatakan Kerak Telor? Karena pengolahannya yang memang menjadikan telor itu sendiri menjadi kerak,Baik telur ayam maupun telur Bebek dengan tekstur garing, kecoklatan dan renyah. Pengolahan dan bahannya pun sangat tradisional dan unik, yaitu dengan tungku atau bara api, telor bebek atau telor ayam, beras ketan putih, kelapa sangria, dll. Tempat penyajian Kerak Telor yang ada di pinggiran jalan biasanya dibungkus kertas atau jika langsunh dimakan di tempat, menggunakan piring plastic. Tempat untuk menjual dan mengolah Kerak Telor juga terbilang masih sangat tradisional, yaitu dua buah kotak yang dihubungkan dengan sebilah kayu, dan diletakkan dipundak. Pedagang Kerak Telor seperti ini masih tetap ada dan bahkan masih sangat banyak menghiasi pinggiran jalan ibukota.
Hampir setiap hal atau sesuatu memiliki sebuah filosofi atau makna. Begitu juga dengan Kerak Telor. Kerak Telor memiliki filosofi tentang sebuah kepemimpinan. Ketika telur ditelungkupkan terlalu cepat, makan telur akan hancur dan bentuknya menjadi tidak sempurna. Maknanya adalah, ketika seseorang yang belum matang jiwa kepemimpinannya dijadikan pemimpin, makan hasilnya tidak akan baik atau berantakan. Ketika sudah ditelungkupkan, waktunya harus tetap diperhatikan supaya tidak gosong. Maknanya adalah, seorang pemimpin harus mengalami pembaharua, jika hanya itu-itu saja maka akan tersendat sebuah kepemimpinan yang lebih fresh. Sementara itu, tambahan bumbu-bumbu pada Kerak Telor menandakan sebuah kepemimpinan harus dilengkapi dengan bumbu-bumbu penyedap supaya berdinamika. Seperti, ramah, murah senyum, rendah hati, dan pengabdian kepada masyarakat.
Kerak Telor banyak dijumpai di daerah Jakarta seperti Monas, Menteng, Kota Tua, Stasiun, Ancol, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), dll. Kerak Telor menjadi incaran masyarakat karena rasanya yang gurih dan nikmat. Pejalan kaki, pengendara mobil dan motor, pengunjung tempat wisata, hampir selalu mencari Kerak Telor guna mengganjal perut kosong sembari berjalan kaki, menunggu kemacetan, atau istirahat setelah berolahraga. Kerak Telor juga menjadi makanan khas DKI Jakarta yang selalu ikut serta dalam setiap event-event kuliner di Jakarta seperti Pekan Raya Jakarta (PRJ), Pekan Raya Nusantara, HUT DKI Jakarta, dll. Untuk itulah Kerak Telor menjadi sesuatu yang ikonik untuk kuliner khas DKI Jakarta. Penjual Kerak Telor pun rata-rata adalah laki-laki yang sudah berumur, dikarenakan biasanya itu adalah usaha keluarga atau turun temurun. Namun ternyata Kerak Telor bukan hanya aja di Jakarta saja. Melainkan sudah melancong ke daerah sekitarnya seperti Depok, Bogor, Tanggerang, Banten (JABODETABEK) dan juga provinsi-provinsi lainnya seperti, Yogjakarta, Solo, Jawa Tengah, Banten, Cirebon, dll. Hal ini membuktikan bahwa cita rasa yang dihasilkan oleh perpaduan telur, kelapa sangrai, dan beras ketan putih itu dapat dikembangkan di daerah lainnya, sehingga bukan hanya masyarakat Jakarta saja yang mengenal Kerak Telor namun juga daerah lainnya. Karena sudah ada sejak pendudukan Belanda, Kerak Telor berarti sudah berumur sama dengan Indonesia, yakni 72 tahun. Usut punya usut, Kerak Telor kini melanglang buana ke Negara-negara tetangga seperti Arab Saudi, Singapura, Malaysia bahkan sampai ke Amerika. Mungkin awalnya orang-orang Indonesia yang berada di Negara asing membuat makanan itu khusus untuk kalangan warga Negara Indonesia, namun nampaknya warga asing juga tampak antusias dengan keunikan Kerak Telor ini.
Tidak hanya lezat dan gurih,namun Kerak Telor juga memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Antara lain; Dalam beras ketan putih terkandung 80% karbohidrat, 4% lemak, 6% protein, 10% air. Telur adalah sumber protein hewani, jadi Kerak Telor memiliki kandungan karbohidrat dan protein yang tinggi. Kedua kandungan tersebut sangat berpengaruh bagi pertumbuhan gizi manusia. Karbohidrat memiliki fungsi sebagai sumber energy, dan menyimpan cadangan sumber energi, dan pembentuk protein dan lemak dalam tubuh. Sedangan protein bermanfaat untuk; zat pembangun tubuh, dan memperbaiki sel-sel yang rusak. Untuk itu mengonsumsi Kerak Telor bukan hanya sebagai icip-icip di mulut saja, namun dapat memperoleh zat gizi yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Indonesia pernah mengalami sampai saat ini mengalami presentasi gizi kurangdan gizi buruk karena factor ekonomi. Untuk itu kuliner Nusantara yang memiliki banyak kandungan gizi harus tetap dilestarikan terutama Kerak Telor ini, yang masih memanfaatkan bahan-bahan alami tanpa kandungan zat kimia. Sangat cocok untuk cemilan sehat dan bergizi.
Peluang usaha Kerak Telor dewasa ini juga terbilang menjanjikan. Sekarang ini, Kerak Telor tidak hanya dijual oleh pedagang kaki lima di pinggir jalan, namun banyak penjualan Kerak Telor sudah dilakukan di took-toko atau restoran. Sebut saja Kerak Telor Bang Sape’I yang sudah cukup terkenal yang berada di daerah Kebagusan, Ps.Minggu. Kerak Telor di tempat itu pun melayani pesanan delivery atau order. Hal ini menjadi bukti bahwa Kerak Telor semakin lama menjadi semakin ikonik di DKI Jakarta. Namun peminat Kerak Telor bukan datang dari penduduk asli Jakarta saja. Pada saat musim liburan tiba, seperti halnya hari Lebaran Jakarta padat dengan orang-orang dari daerah yang berkunjung ke Jakarta, baik untuk bersilahtuhrahmi atau sekedar jalan-jalan di tempat wisata Jakarta. Pengunjung pun tak akan melewatkan untuk membeli Kerak Telor. Hal ini menyebabkan kenaikan produksi Kerak Telor oleh pedagang kaki lima, yang biasanya hanya menjual 20 Kerak Telor jika hari biasa. Namun saat-saat tertentu seperti momen Lebaran, kenaikan omset bisa melejit, karena produksi Kerak Telor dapat mencapai ratusan.
Harga Kerak Telor juga sangat terjangkau. Untuk telor ayam harganya sekitar Rp. 15.000.00,00 dan untuk telor Bebek, harganya sekitar Rp. 25.000,00. Di Pekan Raya Jakarta (PRJ) titik-titik untuk kuliner Kerak Telor selalu ditambah jumlahnya. Seperti tahun lalu ada kurang lebih 200 titik untuk pedagang Kerak Telor. Karna memang Kerak Telor menjadi kuliner tuan rumah.
Kuliner Nusantara adalah makanan atau minuman khas daerah-daerah di wilayah Nusantara. Dewasa ini, kuliner Nusantara telah banyak tergantikan kuliner-kuiner dari luar Nusantara  seperti Pitza, Spageti, Ramen, Panecake, dll. Terjadi sedikit pergeseran minat selera dari tradisional ke modern. Hal ini tidak salah, namun yang menjadi masalah adalah ketika kuliner Nusantara tergantikan oleh kuliner asing. Kerak Telor menjadi kuliner ikonik di wilayah Jakarta, karena sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda dan masih tetap banyak ditemukan hingga sekarang. Setiap wilayah Nuantara pasti memiliki makanan khasnya masing-masing. Untuk itu, wilayah Jakarta dengan kuliner ikoniknya Kerak Telor, harus mengembangkannya menjadi kuliner yang tetap bergengsi dan diminati oleh semua orang. dengan ciri khas kuliner di daerah masing-masing, maka bukan tidak mungkin hanya dengan menyebutkann nama kulinernya saja, orang sudah tau itu berasal dari mana.
Bagi yang belum pernah mencicipi Kerak Telor dan penasaran dengan rasanya, maka Kerak Telor juga dapat dibuat di rumah dengan cara yang lebih mudah dan praktis. Berikut cara pembuatannya.
1.      Panaskan minyak, sambil menunggu minyak panas, pecahkan telur ayam atau telur bebek dalam mangkok lalu kocok.
2.      Selanjutnya, tambahkan nasi, bawang merah, bawang putih, cabai bubuk, garam, dan penyedap rasa secukupnya. Kocok adonan hingga rata, lalu tuang ke dalam wajan yang berisi minyak panas.
3.      Ratakan adonan dalam wajan, sambil ratakan layaknya menggoreng telur dadar. Goring sampai benar-benar matang lalu balikkan adonan. Setelah adonan rata, angkat dan tiriskan.
4.      Sajikan bersama kelapa sangrai dan biji ebi jika suka.
Berikut dilampirkan Bahan dan Cara Pembuatan Kerak Telor Asli Betawi ;
Bahan :
  • 100 gram beras ketan putih
  • 250 ml air
  • 100 gram kelapa parut, sangrai untuk penabur
  • 15 gram ebi udang, seduh, sangrai, dan haluskan
  • 5 butir telur bebek
  • 30 gram bawang merah, goreng kering
  • 1 sendok makan minyak goreng untuk menumis bumbu halus
  • Bawang merah goreng khusus untuk taburan
Bumbu yang dihaluskan :
  • 4 buah cabai merah keriting
  • 1/2 sdt merica butiran
  • 3 cm kencur
  • 1 cm jahe

  1. Rendam beras ketan putih di dalam air selama satu malam, tiriskan.
  2. Panaskan minyak, tumis bumbu halus hingga harum.
  3. Bubuhkan 1 1/2 sendok makan beras ketan putih pada wajan cekung yang sudah panas. Siram dengan 3 sendok makan air redaman beras, biarkan hingga agak kering.
  4. Pada satu tempat, kocok 1 butir telur bebek, 1/2 sendok teh bumbu halus yang sudah ditumis, 1/2 sendok teh ebi, 1/2 sendok makan bawang merah goreng, 1/8 sendok teh gula pasir, dan 1/8 sendok teh garam bubuk.
  5. Siram campuran tersebut ke atas ketan pada wajan, aduk sambil ratakan dan atur ketebalannya dengan mengira-ngira. Tutup wajan hingga matang. Balik wajan cekung di atas bara api, biarkan sampai benar-benar matang.
  6. Terakhir, taburi kelapa sangrai dan bawang goreng sebelum disajikan.

Sabtu, 18 November 2017

BERKAT ULANGTAHUN

         Pada 17 November 2017 yang lalu, adalah hari ulang tahunku yang ke-19 tahun. Aku sangat bersyukur diberi kesempatan untuk merayakan pertambahan umur ini. Pada hari itu juga aku merasakan banyak berkat dan kesempatan menghampiriku.
            Pada hari selasa, aku menemuka email yang tidak aku sangka-sangka. Yaitu, Email berisikan bahwa aku diterima sebagai Volunteer di GenSindo. GenSindo merupadan halaman untuk anak muda yang merupakan bagian dari Koran Sindo itu sendiri. Awalnya aku mengirim CV dan portofolio bulan Oktober. Setelah itu, aku membiarkannya tanpa berharap banyak. Setelah memasuki bulan November. aku tidak lagi memantau Email-Email masuk. Tanpa sengaja, dihari selasa, aku sengaja membaca-baca email yang sudah lama. Waktu aku men-scroll up, aku menemukan email dari ibu Esti Setiyowati. Memberitahukan bahwa aku lolos seleksi dan menghimbau untuk datang briefing pada hari Jumat 17 November 1998 bertepatan dengan ulangtahunu. Aku merasa itu adalah kado istimewa dari Tuhan untukku. Untuk tahun ini, aku masuk GenSindo batch 7. Ini adalah kesempatan yang sungguh luarbiasa untukku. Aku dapat bekerjasama dengan mahasiswa-mahasiswa berpikiran kritis dan berprestasi dari berbagai universitas maupun politeknk di daerah Jabodetabek. Memang GenSindo sendiri, menghimpun mahasiswa-mahasiswa untuk dididik menjadi jurnalis muda berbakat. Kedepannya kami akan diberikan pelatihan kepenulisan dan juga liputan sebagai bagian dari proses menulis artikel.
kami dari GenSindo Batch 7
            Sebenarnya waktu mendapat email ntuk langsung datang ke gedung Sindo, aku masih agak ragu. Karena, aku memang kurang mengerti jalan di Jakarta dan tidak paham juga naik kereta. Alhasil aku meminta Sintya untuk menemaniku ke gedung Sindo. Kami naik kereta jurusan Stasiun Gondangdia berangkat kira-kira jam 11.00. saat sampai di stasiun Gondangdia, kami bermaksud memesan Grab Car, karena tidak tau letak gedung Sindo. Setelah mendapat Driver dengan harga 16k. kami menunggu sambil mengobrol. Setelah driver grab datang, kami naik, dan mulai berjalan sambil melihat-lihat jalanan Jakarta yang cukup lenggang karena solat jumat. Saat di tengah perjalanan, tiba-tiba driver berkata “dek udah sampe, nih gedungnya”. Aku dan Sintya langsung tercengang. Pasalnya, setelah kami perkirakan, jarak dari stasiun Gondangdia ke gedung Sindo, hanya sekitar 200m. yang demi Tuhan, dapat kami tempuh dengan berjalan kaki. Tapi, yasudahlah semua sudah terjadi, dan dapat aku jadikan pelajaran, ketika sutu kali nanti dapat berjalan-jalan ke Jakarta.
            Saat sampai ternyata masih jam 12.00. padahal janji temu kami adalah jam 14.00. itu artinya, kami harus menunggu kurang lebih 2 jam lagi. Kami menunggu di lobby sampai akhirnya dipanggil menuju ke ruang GenSindo. Ketika sudah masuk ke ruang GenSindo, ternyata ruangannya sangat megah dan bagus juga nyaman. Di tengah ruangan terdapat meja berbentuk melingkar layaknya meja meeting. Kami pun memulai brifing, dimulai dari perkenalan ibu Esti Setiyowati dan ka Lena yang merupakan senior GenSindo dan masih aktif hingga kini. Setelah itu, kami disajikan presentasi tentang GenSindo. Dilanjutkan dengan perkenalan, dan pembagian kelompok. Aku mendapat bagian kelompok 4, dengan anggota ;
1. Saya sendiri dari POLIMEDIA
2. Ka Devy Putri Oktavia dari IPB
3. Ka Hikmawati Chotyun dari UIN
4. Ka Lutviatul Fauziah dari IISIP
5.  Nurnafisah dari PNJ
Setelah duduk perkelompok, kami ditugaskan untuk menyususn beberapa tema anak muda yang sedang hangat dan  menarik. Kelompok kami menyusun beberapa tema diantaranya;
1. Pilkada 2018
2. Fashion akhir tahun
3. Kesehatan dan kecantikan
4.  Kerajinan kreatif
5. Kids jaman now
Dari ke-5 topik tersebut, yang di acc adalah fashion 2018.
            Kesempatan untuk merasakan menjadi Volunteer jurnalis muda dibawah naungan Koran Sindo, menjadi pengalaman dan kesempatan yang sangat berarti. Aku bersyukur diberikan kesempatan untuk belajar langsung turun ke lapangan dan membuat artikel yang akan diterbitkan di Koran Sindo.
            Setelah selesai brifing, kira-kira sudah pukul 17.00. dan Jakarta seperti biasanya, selalu macet. Sintya mengabari aku, bahwa maagnya kambuh, dan dia minta untuk pulang duluan. Aku merasa bersalah dan tidakenak, dia menunggu selama 3 jam seorang diri di ruang tunggu lobby. Akhirnya aku pulang naik kereta bersama dengan Aca salah satu teman sekelompokku yang naik kereta dengan arah tujuan yang sama. Kereta di jam-jam pulang kerja selalu saja ramai. Aku bahkan sampai mual dan pusing karena sesak nafas dan berdesak-desakan dengan banyak orang di dalam kereta.
Setelah sampai di stasiun Pondok Cina, aku cepat-cepat memesan Grab, karena takut batrai HP akan habis. Sesampainya di rumah, aku dikejutkan dengan teman-teman TWISTER yang sedang mempersiapkan pesta ulangtahunku, dan lucunya mereka tidak menyadari kehadiranku. Setelah menyadari kehadiranku, mereka kesal, karena aku menggagalkan semua rencana mereka. Mereka akhirnya, menyuruh aku untuk berpura-pura tidak tau dan tetap terkejut ketika mereka menjalankan segala aksinya. Aku bersyukur akhirmya mereka tetap mengingat dan berusaha membuat pesta kecil-kecilan untukku. Dengan kue, tulasan HAPPY BIRTHDAY, mahkota, dan selempang bertuliskan MISS PIGGY, karena aku memang penyuka Babi. Meskipun satu orang yaitu Esrha tidak dapat hadir karena masih di Bandung, namun tidak mengurangi kebahagiaanku di hari ulangtahunku.
birthday momen
Terimakasih Tuhan telah memberikan berkat di hari ulang tahunku, memberikan orang-orang baik yang menerimaku apa adanya, dengan segala kekurangan, keanehan yang ada padaku.

Minggu, 12 November 2017

TWISTER


Aku memiliki sebuah grup pertemanan atau dewasa ini sering disebut dengan istilah geng. Namun bukan geng dalam artian negatif. Kami dipertemukan dalam satu wadah komunitas pelayanan Vocal Group di Gereja. Semakin lama, kami menemukan kesaaman sikap di dalam diri kami masing-masing. Ya, kami memang terkenal dengan keanehan dan keunikannya masing-masing. Awalnya kami hanya sekedar kumpul bersama, makan bersama, kemudian berlanjut dengan membuat sebuah grup chatting whatsapp, dan kemudian berlanjut hingga tahap curhat-curhatan dan akhirnya itu semua menjadi kebiasaan kami. kami terdiri dari 6 orang, diantaranya, aku sendiri Rina Tumiar, Destri, Esrha, Sintya, Elena dan Astri.
 Karena sifat kami yang terbilang unik dan banyak mengundang perhatian, terceletuklah sebuah nama ‘Valak’. Pada saat itu sedang nge-tren film Insidious part 2, yang menampilkan setan seorang suster yang di sebut ‘Valak’. Nama ‘Valak’ disematkan oleh salah satu diantara kami. aku lupa tepatnya siapa. Kalau tidak salah si Astri yang menceletukkan nama itu. Katanya sifat kami sama seramnya dan menakutkannya seperti ‘Valak’. Bagaimana tidak, dimana ada kami, pastilah keanehan-keanehan terjadi. Seperti pada saat di gereja, ketika akan pergi ke kamar mandi, kami ber-6 akan menginvansi kamar mandi untuk diri kami. Di dalam kamar mandi kami akan sangat berisik. Baik itu membicarakan orang, atau menceritakan kegiatan selama tidak bertemu.
Semakin lama, nama ‘Valak’ pun tersebar luas khususnya dikalangan remaja gereja kami. kami terkenal dengan geng yang aneh, suka cari ribut, songong, berisik, dll. Akhirnya pada satu waktu, kami mendapat beberapa kritik untuk tidak membuat kubu sendiri-sendiri. Kami dikritik untu berlaku sewajarnya saja jika di depan umum. Kami sebenarnya menerima masukan itu dengan baik. Meski awalnya kami sempat kesal karena dianggap pengrusuh atau pembuat onar dan kubu-kubuan. Namun, sebenarnya kami hanya merasa jika kami ber-6 adalah klop. Dalam artian kami dapat berekspresi dengan senatural mungkin dan tidak harus jaim atau tidak harus berpikir dua kali untuk menampilkan diri kami yang sesungguhnya jika sudah ber-6. Kami hanya memiliki zona nyaman dalam pertemanan, bukan maksud untuk membentuk sebuah kubu atau geng. Tidak. Kami sebisa mungkin juga berbaur dengan yang lain. Tapi ya pastilah berbeda dengan berbaur ketika kami ber-6.
Semakin lama pertemanan kami semakin terjalin dengan baik. Meskipun tidak jarang juga kami selisih pendapat atau kesal satu dengan yang lain. Namun hal itu membuat kami semakin kenal satu dengan yang lainnya. Kami mulai rutin untuk sekedar kumpul bersama seperti makan di tempat-tempat yang sedang tren atau hits, namun seringkali juga hanya makan di emperan atau pedagang kaki lima, seperti nasigoreng, bakso, mie ayam, dll. nonton film terbaru. Waktu itu kami sempat menonton film Dear Nathan. Kami juga beberapa kali jalan-jalan ke mall-mall, Kota Tua, Monas, Ancol, Pasar Malam, dll.
Bersyukur mengenal mereka yang mau diajak susah bersama. Perjuangan yang lebih kentara adalah ketika kami berjuang di SMBPTN. Kami saling support satu sama lain. Mulai dari daftar bersama, bayar bersama melalui bank, sampai pada log in pemilihan universitas dan jurusan menjadi momen mendebarkan. Ditambah teman kami Destri masuk Rumah Sakit pada saat kami akan log in. tadinya kami sama-sama berniat melakukan log in SBMPTN di Rumah Sakit. Namun, karena belum ada kesiapan dan belum yakin, kami menundanya sampai Destri sembuh. Akhinya sekitar 2 hari setelah kepulangan Destri dari Rumah Sakit, kami memutuskan untuk segara log in SBMPTN bersama di rumah Destri. Sungguh perasaan yang luarbiasa menegangkan ketika kami membuka laman log in SBMPTN. kami sama-sama berdoa, kemudian mulai mengisi laman tersebut. Kami memikirkan banyak hal sebelum benar-benar memutuskan universitas dan jurusan. Semua proses itu bahkan dilakukan dengan sangat lama. Kami datang ke rumah Destri sekitar pukul 10.00 dan baru benar-benar selesai pukul 17.00. bayangkan apa saja yang kami lakukan selama itu, hanya untuk mengisi laman SBMPTN. namun, aku selalu bersyukur karena perjalanan perjuangan ini aku lakukan tidak sendirian. Tapi bersma teman-temanku.
Pengumuman SBMPTN pun tiba dan kami harus menelan kekecewaan karena tidak satupun dari kami ber-5 yang diterima di PTN. Satu teman kami, yaitu Esrha diterima melalui jalur SNMPTN di UNPAD dengan jurusan Keperawatan. SBMPTN gagal, aku memutuskan untuk ikut Ujian Mandiri. Dengan bermodalkan uang pas-pasan, dan meminjam uang Astri, aku nekat untuk mengikuti Ujian Mandiri. Ujian Mandiri yang saya ikuti adalah UNSOED dan UNS. Naasnya semuanya gagal total. Akhirnya keputusan akhir, aku menerima untuk kuliah di POLIMEDIA. Astri juga ikut Ujian Mandiri UNS namun gagal juga, dan akhirnya memilih kuliah di AKPER Ps.Rebo. Destri memutuskan kuliah di IISIP, Sintya juga ikut beberapa Ujian Mndiri, namun gagal juga, dank arena beberapa alas an, akhirnya Sintya memilih nganggur satu tahun dulu. Sama halnya dengan Elena, yang memutuskan untuk kuliah tahun depan.
Aku menyadari bahwa semua perjalanan yang ku lalui bersama teman-temanku adalah pengalan hidup yang tidak akan pernah bisa aku lupakan. Mereka tercacat dalam sejarah perjalanan hidup terpenting untukku. Namun aku menyadari, bahwa semua akan berubah dan tidak mungkin akan sama. Seiring benrjalannya waktu, kami punya tujuan hidup yang harus kami perjuangkan dan pastilah berbeda dengan masa SMA. Namun, pertemanan kami hingga hari ini masih terjalin dengan sangat baik. Beberapa kali kami masih menyempatkan untuk sekedar nongkrong-nongkrong atau video callan dengan Esrha.
Harapanku padamu teman. Berjuanglah sekuat tenagamu tuk gapai cita-citamu. Tapi jangan lupakan kami, jangan lupakan aku. Ingatlah kawan bahwa kita pernah tertawa, menangis, bercanda, bertengkar, lelah, putus asa bersama. Semua itu terlalu indah untuk dilupakan. Aku menunggu kabar suksesnya kalian dan jangan lupa undangan wisuda dan nikahnya ya kawanku.

 BIG LOVE AND KISS.....

Jumat, 10 November 2017

PENGALAMAN PERTAMA UTS DI KULIAH

Karu UTS

Sama halnya dengan masa sekolah dari SD hingga SMA UTS menjadi hal yang lumrah untuk dijalani seluruh siswa, untuk menunjukkan kemampuan potensi belajar selama pertengahan semester materi pembelajarannya. Sebenarnya saya agak takut dalam mejalani pecan ulangan seperti ini. UTS membuat saya memforsir lebih waktu dan kemampuan saya untuk belajar. Saya bukan tipikal orang yang mengulang kembali pelajaran waku pulang kuliah. Jika pun melakukannya, palingan hanya membaca sekilas tanpa memahami lebih lanjut. Jadilah, jika mendekati UTS, saya harus belajar ekstra dengan Sistem Kebut Semalam (SKS). Memang hal tersebut tidak baik, tapi mau dikata apalagi jika sudah menjadi kebiasaan? Agak sulit mengubah kebiasaan tersebut mejadi lebih baik. Namun, saya sedang mencobanya, karenya menyadari jika materi diperkuliahan ini bukan hanya saya pahami untuk kepentingan nilai semata, namun untuk kepentingan jangka panjang, dan kepentingan masa depan saya.
UTS di masa kuliah ini sistemnya hampir sama dengan masa sekolah dulu. perbedaannya terletak pada bobot soalnya. Jika di SMA bobot soal yang ditetapkan seperti; PG dengan jumlah 30 soal, dan 5 essai. Namun di kuliah ini, soal-soalnya didominasi oleh pertanyaan essai. Hal ini membuat saya menyadari bahwa pola pikir mahasiswa harus lebih diasah disbanding pola pikir pada saat SMA. Saya dituntut untuk berpikir lebih kritis, kreatif, dan mencerna soal dengan baik. Tidak lagi seperti jaman SMA yang hanya embaca soal lalu menyilang satu jawaban yang tepat. Pemahaman untuk menjawab soal dengan bahasa sendiri menjadi poin terpenting dalam menjalani UTS ini.
Senin, 30 Oktober 2017
PPKn : materinya berasal dari presentase dosen dan juga bahan pembicaraan dosen
Pengantar Ilmu Penerbitan : belajar dari catatan
Selasa, 31 Oktober 2017
Sistem Informatika : belajar dari soal-soal latihan UTS yang diberikan dosen
Pengantar Keilmuan : belajar dari catatan
Rabu, 1 November 2017
Bahasa Inggris : belajar dari catatan dan latihan kuis
Kamis, 2 November 2017
Bahasa Indonesia : belajar memahami bahasa dan belajar dari buku
Pengantar Ilmu Grafika : belajar dari buku catatan
Jumat, 3 November 2017
Penulisan 1 : belajar melalui presentasi
Pendidikan Agama Kristen : Belajar melalui catatan
            Seperti itulah kira-kira rangkaian pembelajaran saya untuk UTS. Saya sudah melakukan semaksimal mungkin yang saya mampu. Untuk hasilnya itu urusan belakangan. Bagi saya jika hasilnya baik berarti saya sudah cukup memahami. Jika belum maksimal, saya harus belajar memaksimalkan lagi. Selama UTS ini pun saya mengurangi aktivitas di luar rumah dan pemakaian gadget.
Tips-tips belajar untuk UTS :
1.  Belajar tidak dengan sistem SKS. Pastikan jauh-jauh hari anda sudah mengulang materinya.
2.  Gunakan weekend untuk me-review kembali, dan istirahat yang cukup.
3. Gunakan sarana sosial media untuk mencaritahu hal-hal yang sulit dipahami.
4.  Gunakan media sosial seperti aplikasi whatsapp untuk sharing hal-hal yang diketahui atau tidak   diketahui.
5.  Usahan tidak menghapal. Jika harus menghapal, usahakan menggunakan bahasa anda sendiri, agar lebih mudah diingat dan dipahami.
6. Jangan lupa untuk mempersiapkan ATK lengkap dari rumah, supaya saat ujian berlangsung,tidak mengganggu peserta ujian lain.