Nama : Rina Tumiar
NIM : 17310017
Mata Kuliah : B.Indonesia
kode_MK : MPK3103
(sumber foto : abstract.desktopnexus.com )
Karya sastra adalah penyampaian emosi jiwa yang tak
terungkapkan secara lisan, namun dapat dijelaskan dalam bahasa tulisan dengan
lebih menyentuh, indah dan mendalam bahkan menguras emosi. Indonesia sejak
dulu sudah terkenal dengan keanekaragaman budaya sastra nya. Sastra Indonesia
selalu beragam dari masa ke masa. Mulai dari syair, hikayat, gurindam,pantun
hingga puisi modern, cerpen, novel, biografi dll. Hal ini tidak terlepas dari
penggunaan Bahasa Indonesia yang menyempurnakan isi karya sastra sehingga
menjadi tulisan yang indah.
Bahasa dan sastra adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Ibaratkan lukisan, sastra adalah kanvas dengan gambar sedangkan Bahasa adalah kuas yang akan
menghiasi kanvas dengan warna-warna indah. Pada abad ke-7 jaman kerajaan
Hindu-Buddha karya sastra di Indonesia diisi oleh bahasa Melayu. Hingga ke era modern
ini sastra Indonesia telah banyak mengalami perubahan ketatabahasaan. Jika jaman
dulu dalam karya sastra contohnya syair, banyak sekali kata-kata atau kalimat
bermakna kiasan hingga diperlukan pemahaman mendalam tentang syair tersebut. Di
jaman modern ini, karya sastra semakin mudah dimengerti karena penggunaan
bahasa Indonesia yang mudah dimengerti juga.
Pada kesempatan ini saya ingin membahas tentang penggalian karya sastra agar dinikmati
masyarakat Indonesia dan dunia. kenyataan yang ditemukan pada saat ini,
adalah semakin ditinggalkannya karya sastra Indonesia terutama dikalangan anak
muda, dan mulai tergantikan dengan karya sastra asing. hal ini menimbulkan perhatian khusus sehingga
point ini dimasukkan dalam Kongres Bahasa Indonesia ke X. banyak faktor yang
menyebabkan karya sastra Indonesia tidak lagi menjadi kesenangan masyarakat
Indonesia diantaranya, pengaruh budaya asing yang masuk ke Indonesia tanpa
adanya filterisasi, dianggap membosankan, terlalu melankolis, bahasanya sulit
dimengerti, hanya dianggap pengisi waktu senggang, dll. Karya Sastra Indonesia
sejatinya harus tetap ada dan berkembang terutama di era milenial ini. Semakin banyak
kebudayaan asing yang masuk, semakin karya sastra Indonesia untuk tetap
bergengsi. Hal-hal yang dilakukan untuk penggalian karya sastra diantaranya :
1. Mengangkat cerita dari novel ke dalam bentuk
film
2. Membuat cerita rakyat dalam bentuk buku
3. Membuat novel dengan berbagai genre
4. Membuat puisi dari pengalaman hidup pribadi/
orang lain/ keadaan suatu wilayah
5. Musikalisasi puisi
5. Musikalisasi puisi
Untuk menggali sebuah karya sastra diperlukan
berbagai aspek diantaranya, nilai keindahan suatu karya sastra, makna yang terkandung
dalam sebuah karya sastra dan melakukan riset atau penelitian jenis karya
sastra apa yang sedang diminati oleh masyarakat Indonesia. Hal ini penting
dalam penggalian karya sastra, supaya masyarakat Indonesia semakin gemar akan
karya sastra, dan melalui karya sastra Indonesia, masyarakat Indonesia semakin
gemar berbahasa Indonesia yang baik dan benar, dan bukan hanya itu saja
masyarakat Indonesia mampu memproduksi karya sastra sendiri sebagai bagian dari
penggalian karya sastra.
Sastra dan Film menjadi 2 unsur yang saling
berhubungan satu sama lain. Novel yang berhasil diangkat menjadi film dinamakan
adaptasi. Pada dasarnya Sastra Novel dan Film adalah sama. Perbedaan keduanya
hanyalah terletak pada media. Jika Sastra media nya adalah kata-kata indah dalam
sebuah kertas, jika film yang menjadi media adalah layar lebar itu sendiri,
tokoh dan latar tempat. Banyak karya sastra novel Indonesia yang Best Seller yang kemudian diangkat
menjadi film. Contohnya novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang
mengisahkan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah di sekolah Muhammadiyah
dan menggambarkan kehidupan rakyat Belitung. Novel ini laku keras di pasaran
hingga akhirnya dijadikan layar lebar pada tahun 2008 dan biaya produksinya
mencapai 8 milyar. Laskar Pelangi juga ditampilkan dalam versi drama musikal tahun
2011 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Indonesia. Novel Laskar Pelangi juga
sudah diterbitkan di 24 negara termasuk Negara ASEAN, Amerika, Eropa, dll. Ada juga
novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais yang sukses di
film kan dengan biaya produksi mencapai 15 milyar. Novel negeri 5 menara karya
Ahmad Fuadi, Perahu Kertas karya Dewi Lestari, Tenggelam nya Kapal Van Der Wijck
karya Buya Hamka, dan masih banyak novel-novel Best Seller lainnya yang
kemudian diangkat menjadi film layar lebar. Ini adalah salah satu penggalian
karya sastra. Supaya tidak hanya dinikmati dalam versi satu versi, namun dalam
banyak versi lainnya seperti film, drama musikal, cerpen, novel, puisi dll.
(sumber foto : Cerita Dari Kampung - WordPress.com )
Selain penggalian karya sastra kedalam bentuk film
atau layar lebar, penggalian karya
sastra bisa juga dengan menuliskan cerita-cerita rakyat dalam bentuk
novel. Beberapa cerita rakyat dalam bentuk novel antara lain :
1.
Lalu Dia Lala
Jinis karya Dinullah Rayes
2.
Roro mendut
karya Y.B. Mangunjiwa
3.
Siti Nurbaya
karya Marah Roesli
4.
Malin Kundang si
Anak Durhaka diterbitkan oleh Mulya Jaya
5.
Dll
Musikalisasi puisi juga
merupkan salah satu cara penggalian karya sastra agar diminati masyarakat Indonesia dan dunia. Musikalisasi adalah memadukan keindahan
bunyi dengan keindahan kata-kata. Remaja menyukai hal-hal baru, menyenangkan,
dan tidak membosankan. Meskipun musikalisasi puisi terbilang sudah ada sejak
dulu, namun dalam prakteknya masih banyak yang belum paham bagaimana cara
membacakan puisi dengan metode musikalisasi. Pada tanggal 5 September 2017
lalu, diadakan festival Musikalisasi Puisi tingat SMA se-provinsi Gorontalo. Guru
dan juri disana menyatakan kebanggannya terhadap minat anak remaja terhadap
musikalisasi puisi ini yang terbilang antusias.
( sumber foto : KOMPAS.COM/ROSYID AZHAR )
Jadi Penggalian Karya Sastra agar dinikmati masyarakat
Indonesia dan dunia, dapat dilakukan dengan berbagai bentuk seperti yang sudah
dipaparkan di atas. Banyak cara untuk semakin mencintai Karya Sastra Indonesia.
Melalui hobi yang sering kita lakukan juga dapat menumbuhkan kecintaan kita
pada karya sastra Indonesia. Tidak hanya itu saja, melalui karya sastra
Indonesia, kita dapat memperkenalkan budaya bangsa dan bahasa Indonesia semakin
diminati oleh seluruh masyarakat Indonesia dan dunia.
“Kalau sebuah bahasa dengan kesusasteraannya tidak didukung oleh tradisi membaca masyarakatnya, maka kematiannya akan segera menyusul”
― Ajip Rosidi, Mencari Sosok Manusia Sunda: Sekumpulan Gagasan dan Pikiran
― Ajip Rosidi, Mencari Sosok Manusia Sunda: Sekumpulan Gagasan dan Pikiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar