Senin, 09 Oktober 2017

Penggalian Karya Sastra untuk Dinikmati Masyarakat Indonesia dan Dunia

       

(sumber gambar : islandsofimagination.id )
           Kecintaanku pada sastra sudah tumbuh sejak SD. Aku sangat menyukai novel, puisi, dan cerpen. Sejak SMP aku juga sudah mengumpulkan beberapa novel, membaca banyak cerpen dan membuat cerpen sendiri, membaca dan membuat puisi bahkan pernah diikutsertakan dalam lomba cerpen tingakat SMP se-Kota Depok. Mulai dari situlah aku bertekad untuk mendalami sastra.
            Bagiku sastra adalah penyampaian emosi jiwa yang tak terungkapkan secara lisan, namun dapat dijelaskan dalam bahasa tulisan dengan lebih menyentuh dan mendalam bahkan menguras emosi. Sastra juga membawaku kepada penghayatan, pengalaman, dan imajinasi tentang suatu dunia dalam tulisan yang dibentuk didalam kepalaku sendiri. Sastra membuatku dapat menciptakan segala hal di dalam kepalaku dan mewujudkannya dalam media tulisan.
            Melalui pengalaman yang aku nikmati dibidang sastra, aku ingin sekali membaginya kepada khalayak umum. Ingin mereka merasakan apa yang aku rasakan dibidang sastra ini. Khususnya sastra Indonesia tentunya. Sekarang ini, aku merasa Satra Indonesia tidak lagi menjadi kesukaan masyarakat Indonesia dan mulai bergeser ke sastra-sastra luar negeri, seperti novel terjemahan, buku anak versi bahasa Inggris, puisi bahasa Inggris dan masih banyak lagi. Aku merasa hal itu tidaklah salah, karena akupun menyukai novel terjemahan. Namun akan menjadi salah, ketika sastra karya anak-anak negeri terkikis dan lenyap digantikan sastra luar, di negeri sendiri. Miris rasanya.
            Melihat kenyataan yang demikian aku memiliki mimpi yang kemudian menjadi harapan dan cita-cita, yaitu ingin menggali kembali karya sastra agar dapat dinikmati masyarakat Indonesia dan dunia. Misalnya, dengan melakukan penelitian kira-kira karya sastra jenis apa yang dinikmati oleh masyarakat Indonesia, kemudian melakaukan ulasan tentang jenis-jenis karya sastra yang aku baca, dan menerbitkan novel sendiri. Aku sering mendengar dari teman-temanku kalau puisi-puisi tempo dulu itu sulit dipahami artinya, dan novel-novel yang bahasanya sulit dipahami sehingga mereka sulit berimajinasi tentang tokoh di dalamnya. Dari kasus tersebut aku menarik kesimpulan bahwa ini hanya tentang makna dalam suatu karya sastra, untuk itulah penggalian karya sastra supaya lebih diminati masyarakat itu sangat penting. Mungkin dengan membuat ulasan atau review kembali karya sastra tersebut dan mensosialisasikan melalui media social seperti instagran, twitter dan facebook akan kembali memunculkan minat seseorang terhadap karya sastra Indonesia.
            Ada satu hal yang seringkali dilupakan, bahwa karya sastra Indonesia tidak hanya dinikmati oleh masyarakat di kota-kota besar saja. Toko buku di Indonesia masih terbilang sedikit terutama di daerah pedalaman yang tak tersentuh teknologi. Melalui fakta demikian, aku bermimpi ingin membawa sastra Indonesia hingga ke pedalaman Indonesia dibalik gunung, di pinggir lautan. Mereka juga berhak menikmati karya sastra Indonesia sepertiku. Sudah banyak komunitas penikmat sastra yang melakukan ekspansi ke pedalaman Indonesia untuk membawa karya sastra Indonesia. Contohnya komunitas Book For Mountain. Aku ingin memperkenalkan karya sastra Indonesia hingga ke pelosok tanah air, membangun perpustakaan, taman baca untuk penduduk pedalaman. Menurutku, karya sastra Indonesia terlalu indah jika hanya dinikmati segelintir orang. Dengan menciptakan komunitas pecinta sastra, aku pikir kami dapat menembus pedalaman Indonesia sekalipun. Tujuan mengenalkan karya sastra kepada masyarakat Indonesia yaitu mengembangkan insan-insan kreatif Indonesia, supaya sastrawan Indonesia terus ada dan berkembang dan karya sastra Indonesia yang lama, akan terus ada dan semakin diminati.
            Banyak sekali karya sastra Indonesia yang sudah melanglang buana atau sudah diterjemahkan ke bahasa asing seperti novel Laskar Pelangi, Negeri 5 Menara, Supernova dan masih banyak lagi. Terbukti jika Indonesia tidak kalah kreatifitas dengan Negara lain. Untuk itu, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan terlealisasi dengan Sastra Indonesia. Sehingga masyarakat Indonesia lebih memahami kata baku dan tidak baku, penulisan, kata-kata kiasan dan komponen-komponen lain dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar